Samer Siresa: Perlawanan Bukan Monopoli Pemuda

Posted on November 29, 2015

1


Ramallah – Pusat Informasi Palestina: Usia lanjut tidak menghalangi Samer Siresa, 51 tahun, dari Jenin, untuk menyambut seruan tanah air dan menolong masjid al-Aqsha, untuk memberikan semua kekuatan dan kehebatan dengan melakukan aksi penikaman di pos militer Za’tara, sebelum para tentara Israel menembak dan menghabisinya.

Samer Siresa, ayah empat anak ini tidak bisa tinggal diam menghadapi berbagai kejahatan yang dilakukan penjajah Zionis terhadap rakyatnya. Maka dia memutuskan untuk mengukir jejak khusus dalam rangkaian peristiwa intifadhah al-Quds, melalui aksi penikaman kepahlawanan, seakan bahasa tubuhnya mengatakan, “Cemburu untuk menggapai kemuliaan bukanlah monopoli generasi muda saja.”

Samer Siresa adalah salah satu contoh dari berbagai model intifadhah yang melibatkan semua kalangan masyarakat dalam kerja perlawanan dan gerakan rakyat yang menolak penjajah Zionis dan mendukung perlawanan Palestina dengan segala bentuknya.

Upaya penikaman yang dilakukan Samer Siresa merupakan bagian dari serangkaian aksi-aksi lain yang dilakukan rakyat Palestina sebagai respon atas kejahatan penjajah Zionis terhadap rakyat Palestina, untuk membuktikan bahwa perlawanan dan jihad tidak hanya terbatas pada satu generasi saja, namun mencakup semua kalangan rakyat Palestina yang kecil maupun yang besar, yang muda mupun yang tua, laki-laki maupun perempuan.

Pagi itu, usai sahalat subuh, seperti diceritakan keluarganya, Siresa berangkat ke kota Ramallah meninggalkan dunia dan seisinya dengan dua rakaat secara ikhlas kepada Allah, memohon mati syahid dan dia ingin mencarinya. Dan akhirnya itu dia dapatkan demi agama, tanah air dan bangsanya.

Keluarganya mengatakan, mereka dikejutkan dengan berita media massa yang menyebutnya telah gugur syahid. Karena waktu itu dia bilang kepada keluarga pergi ke Ramallah untuk menyelesaikan pekerjaan di sana. Keluarganya mengatakan bahwa penjajah Zionis mengeksukusinya dengan darah dingin.

Media Zionis mengatakan bahwa Samer Siresa berusaha menikam sejumlah pemukim Zionis. Kemudian serdadu Zionis menembaknya hingga mengalami luka parah. Dia dibiarkan kehabisan darah untuk beberapa lama meski ada mobil ambulan Israel di lokasi kejadian, yang sama sekali tidak memberikan bantuan medis yang semestinya.

Samer Siresa meninggalkan dua putra dan dua putri. Dia berasal dari kota Jenin. Tidak berafiliasi kepada faksi Palestina manapun. Sementara itu pihak pasukan penjajah Zionis menolak untuk menyerahkan jasad Siresa kepada keluarganya. (asw/infopalestina.com)

Posted in: Palestina, Zionis